Soma Ribek
merupakan rangkaian dari Hari Raya Saraswati yang diperingati oleh umat Hindu
khususnya di Bali. Diperingati tiga hari setelah pelaksanaan Hari Raya
Saraswati atau hari turunnya ilmu
pengetahuan. Tepatnya pada Senin (Soma) Pon wuku Sinta.
merupakan rangkaian dari Hari Raya Saraswati yang diperingati oleh umat Hindu
khususnya di Bali. Diperingati tiga hari setelah pelaksanaan Hari Raya
Saraswati atau hari turunnya ilmu
pengetahuan. Tepatnya pada Senin (Soma) Pon wuku Sinta.
Jero
Mangku Danu atau I Wayan Sudarma dalam artikelnya Sisi Lain Makna Hari Saraswati yang dimuat dalam website PHDI menuliskan
hakikat dari perayaan Soma Ribek yaitu sebuah peringatan agar manusia dalam
memperoleh harta melakukan cara-cara yang benar atau di jalan dharma dan
menggunakannya dalam kehidupan juga untuk dharma.
Mangku Danu atau I Wayan Sudarma dalam artikelnya Sisi Lain Makna Hari Saraswati yang dimuat dalam website PHDI menuliskan
hakikat dari perayaan Soma Ribek yaitu sebuah peringatan agar manusia dalam
memperoleh harta melakukan cara-cara yang benar atau di jalan dharma dan
menggunakannya dalam kehidupan juga untuk dharma.
Karena
menurutnya, jika dalam mendapatkan harta tanpa dilandasi oleh dharma, maka
harta, dan kesenangan yang dinikmati tak akan pernah mendatangkan kedamaian. “Mari
kita gunakan pengetahuan yang telah dianugerahkan kepada kita untuk memperoleh
semua jenis kekayaan dengan jalan dharma, dan menggunakannya pula di jalan dan
demi dharma,” tulisnya.
menurutnya, jika dalam mendapatkan harta tanpa dilandasi oleh dharma, maka
harta, dan kesenangan yang dinikmati tak akan pernah mendatangkan kedamaian. “Mari
kita gunakan pengetahuan yang telah dianugerahkan kepada kita untuk memperoleh
semua jenis kekayaan dengan jalan dharma, dan menggunakannya pula di jalan dan
demi dharma,” tulisnya.
Dalam
pelaksanaan Soma Ribek ini dalam lontar Sundarigama disebutkan
beberapa pantangan yang mesti diikuti. Karena akan ada akibat yang ditimbulkan
jika pantangan ini tak dilaksanakan. Kutipan lontar ini berbunyi:
pelaksanaan Soma Ribek ini dalam lontar Sundarigama disebutkan
beberapa pantangan yang mesti diikuti. Karena akan ada akibat yang ditimbulkan
jika pantangan ini tak dilaksanakan. Kutipan lontar ini berbunyi:
Len saka rika, hana ring
pawukon, kawruhakna tatwa ya, kunang ring uku sinta, soma pon ngaran soma
ribek, prakreti ring Sanghyang Trimerta, unggwanira ring lumbung pulu. Yan ring
desa ring gedong sri ring ulon ing bale agung, widhi widananya, nyahnyah
geti-geti gringsing, raka pisang mas dulurin wangi-wangi. Ri kalanika, ikang
wang tan wenang anumbuk pari, ngadol beras kunang, katemah denira Bhatari Sri,
pakenanya wnang astiti ring sanghyang pramana, angisep sari ning tatwajnana,
aja aturu ring rahina.
pawukon, kawruhakna tatwa ya, kunang ring uku sinta, soma pon ngaran soma
ribek, prakreti ring Sanghyang Trimerta, unggwanira ring lumbung pulu. Yan ring
desa ring gedong sri ring ulon ing bale agung, widhi widananya, nyahnyah
geti-geti gringsing, raka pisang mas dulurin wangi-wangi. Ri kalanika, ikang
wang tan wenang anumbuk pari, ngadol beras kunang, katemah denira Bhatari Sri,
pakenanya wnang astiti ring sanghyang pramana, angisep sari ning tatwajnana,
aja aturu ring rahina.
Kutipan
ini memiliki arti, pada wuku Sinta, yakni pada hari Senin Pon Sinta dinamakan
Soma Ribek. Wajib melakukan pemujaan kepada Sanghyang Trimerta, bertempat
dilumbung atau di tempat penyimpanan beras, jika di desa bertempat di Gedong
Sri di hulu Bale Agung. Sesajennya terdiri atas nyahnyah, geti-geti geringsing,
raka pisang mas diserta canang wangi-wangi.
ini memiliki arti, pada wuku Sinta, yakni pada hari Senin Pon Sinta dinamakan
Soma Ribek. Wajib melakukan pemujaan kepada Sanghyang Trimerta, bertempat
dilumbung atau di tempat penyimpanan beras, jika di desa bertempat di Gedong
Sri di hulu Bale Agung. Sesajennya terdiri atas nyahnyah, geti-geti geringsing,
raka pisang mas diserta canang wangi-wangi.
Pada
hari itu, orang-orang tidak boleh menumbuk padi ataupun menjual beras, karena
akan dikutuk oleh Bhatari Sri. Sebaiknya, orang-orang memuja Sanghyang Pramana
(Dewa Penguasa Nafas Kehidupan), menghisap intisari batin suci, dan jangan
tidur pada siang hari.
hari itu, orang-orang tidak boleh menumbuk padi ataupun menjual beras, karena
akan dikutuk oleh Bhatari Sri. Sebaiknya, orang-orang memuja Sanghyang Pramana
(Dewa Penguasa Nafas Kehidupan), menghisap intisari batin suci, dan jangan
tidur pada siang hari.
Pantangan
ini adalah wujud penghormatan kepada tanaman utamanya padi yang sama juga
artinya sebagai wujud penghormatan kepada Bhatara Sri atau Dewi Padi.
ini adalah wujud penghormatan kepada tanaman utamanya padi yang sama juga
artinya sebagai wujud penghormatan kepada Bhatara Sri atau Dewi Padi.
Sementara
itu, dikutif dari website babadbali.com, Soma Ribek merupakan Hari Pangan bagi
umat Hindu. Sehingga pada saat ini umat Hindu memuja Sang Hyang Tri Pramana yaitu: Cri,
Sadhana dan Saraswati. Dalam hal ini, diharapkan manusia mengisap sarining
tattwa adnjana yaitu memetik sari-sari ajaran-ajaran kebenaran atau
ketuhanan. (TB)
itu, dikutif dari website babadbali.com, Soma Ribek merupakan Hari Pangan bagi
umat Hindu. Sehingga pada saat ini umat Hindu memuja Sang Hyang Tri Pramana yaitu: Cri,
Sadhana dan Saraswati. Dalam hal ini, diharapkan manusia mengisap sarining
tattwa adnjana yaitu memetik sari-sari ajaran-ajaran kebenaran atau
ketuhanan. (TB)