Perusakan Patung Terjadi di Pura di Badung Bali, Ini Kejadian yang Ketiga

Author:
Ist

Sebuah
postingan yang menunjukkan perusakan pada patung Naga di salah satu pura di
Badung, Bali viral di media sosial. Informasi kejadian perusakan ini diunggah
pertama kali oleh akun instagram TIBUBENENG VILLAGE. Dimana kejadian tersebut
terjadi di Pura Tibukleneng wilayah Banjar Tandeg, Desa Tibubeneng, Kecamatan
Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. 

Perusakan ini terjadi pada Selasa, 5 Juli
2022. Dalam unggahan tersebut, dituliskan caption: Pengerusakan Patung Naga di
Pura Tibukleneng wilayah Banjar Tandeg, Desa Tibubeneng oleh oknum tidak
bertanggungjawab, Selasa (5/7)
.

Dalam
foto terlihat yang dirusak adalah bagian ekor dari patung naga. Dimana bagian
ekor naga tersebut terpotong menjadi empat. Kejadian perusakan ini pun sangat
disayangkan oleh pengguna instagram.

Setelah
mendapat laporan dari pengempon pura yang juga merupakan pemangku pura I Ketut
Wirka asal Padang Lenjong, Kelian Dinas Banjar Canggu Pertiwi, Wayan
Mustikayasa pun langsung melakukan tindak lanjut terkait kejadian perusakan
tersebut.

Dilansir
dari detikBali, Wayan Mustikayasa mengatakan perusakan ini terjadi kemungkinan
dikarenakan lampu di depan pura mati. “Pertama kali terjadi kemungkinan karena
lampunya dulu mati yang di depan pura sehingga rusaklah itu ekor naganya,”
katanya dilansir dari detikBali, Rabu, 7 Juli 2022.

Ternyata,
ekor patung naga yang terdapat di Pura Tibukleneng, Banjar Tandeg, Desa
Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini sudah tiga kali mengalami
perusakan. Bahkan perusakan yang ketiga menjadi viral di media sosial.

Mustikayasa menjelaskan kejadian perusakan pertama terjadi pada 21 Juni 2022,
sekitar pukul 20.30 Wita. Saat itu, diketahui pertama kali oleh Pak Mangku
Krisna yang tinggal di Canggu Pertiwi.

Selanjutnya perusakan yang kedua terjadi pada Sabtu 2 Juli 2022 dan sudah
diperbaiki pengempon pura. Terakhir, yang ketiga ekor patung naga kembali
dirusak pada Senin, 4 Juli 2022 lalu. “Entah siapa itu pelakunya, kami tidak tahu. Hanya kami menduga anak-anak kecil
yang melakukannya, itu kejadian kedua tanggal 2 (Juli), kita perbaiki ekornya.
Kemudian tanggal 4 (Juli) lagi rusak, jadi tiga kali sudah,” katanya.

Sementara di lokasi kondisi penerangan juga minim. Lampu di depan pura tersebut
mati, semenjak ada perbaikan pura dan jembatan. Saat itu lampu diduga disenggol
oleh alat berat sehingga kabelnya putus, dan hingga saat ini memang belum
sempat diganti. Ia menambahkan, kasus perusakan patung ini juga mendapat atensi
dari pihak aparat Desa Tibubeneng.

Menurutnya, pura tersebut dulunya merupakan pura
pribadi. Saat hujan dan air got meluap, pura ini kerap kemasukan air got dan
banjir. Bahkan pura ini juga pernah tenggelam. 
Meskipun demikian, warga kerap melakukan persembahyangan di sana saat hari raya
maupun hari-hari biasa. “Banyak warga di sini kalau rahinan sembahyang di sana
(Pura Tibukleneng), bahkan setiap harilah, kemudian saya punya ide mengajukan
proposal dan kita perbaiki dengan dana minim kita tinggikan dan kembali bagus
seperti sekarang ini,” katanya.

Meski demikian pura tersebut masuk dalam wilayah Banjar Tandeg. Di sisi lain
Kelian Adat Banjar Tandeg I Made Sudira mengaku tidak mengetahui jika ada
perusakan di pura Tibukleneng. Ia baru mengetahuinya dari sang istri karena
viral di media sosial.

Sementara itu, Kelian Adat Banjar Tandeg I Made Sudira mengaku tidak mengetahui
jika ada perusakan di pura Tibukleneng. Ia baru mengetahuinya dari sang istri
karena viral di media sosial. “Saya tidak tahu, ini baru tahu dari istri,” kata
Sudira. (TB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!