Pohon Bunut Bolong di Bali Konon Menyimpan Kutukan Bagi Pengantin, Batangnya Tak Bisa Ditebang dan yang Mencoba Menebang Meninggal

Author:
Ist

Bali
kaya akan tradisi dan budayanya. Selain itu masyarakat Bali juga percaya dengan
hal-hal yang berbau mistis. Juga ada pantangan-pantangan yang harus dipatuhi
jika masuk ke suatu tempat. Bahkan dipercaya, jika pantangan tersebut
dilanggar, maka akan menimbulkan kesialan atau akan ada dampak buruknya. 
Seperti
halnya kepercayaan terhadap pohon berusia ratusan tahun yang ada di Desa
Manggissari, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali.

Di
Desa tersebut berdiri sebuah pohon besar bernama pohon bunut. Dan masyarakat
lebih akrab menyebutnya dengan bunut bolong. Dinamai bunut bolong dikarenakan
di bagian bawah pohon terdapat terowongan dan jalan raya melintas di antara
lubang pohon tersebut. Pohon tua yang menjulang tinggi tepat ditengah jalan ini
memiliki lubang di tengahnya menyerupai terowongan dengan diameter kurang lebih
5 meter.

Bunut
Bolong sendiri merupakan sebuah pohon besar beranting dengan lubang besar di tengahnya
yang mirip terowongan. Karena keunikannya, Bunut Bolong sering jadi objek selfie dan
latar berfoto wisatawan.

Bunut
bolong diperkirakan berusia ratusan tahun dan dikeramatkan oleh masyarakat
Hindu Bali, hal ini ditandai dengan kain poleng yang melingkari
pohon serta sebuah pelinggih atau tempat pemujaan di kaki pohon
tersebut. Umat Hindu yang melintas di jalan tersebut pun banyak yang menghaturkan
sesajen atau canang di pelinggih dekat Pohon Bunut Bolong.

Oleh
masyarakat setempat dan bahkan sudah tersebar ke seluruh Bali bahkan juga luar
Bali, ada pantangan yang tidak boleh dilanggar saat melintas di jalan bawah
pohon tersebut.

Dilansir
dari mantrapandeglang.pikiran-rakyat.com berdasarkan cerita masyarakat
setempat, pohon ini mempunyai kutukan tertentu untuk orang tertentu. Seperti pasangan pengantin atau
rombongan iring-iringan pengantin dilarang melewati lorong Bunut
Bolong ini. Sebab menurut cerita jika larangan itu diabaikan, biasanya
terjadi kecelakaan pada rombongan pengantin. Bahkan rumah tangga
dari pengantin itu tidak langgeng. Dan yang paling fatal adalah
ditinggal mati dalam waktu singkat dari salah satu pasangan pengantin tersebut.

Pantangan
ini juga sebagai salah satu cara untuk menjaga kesucian dari alam setempat. Kemudian,
pemerintah bersama pihak adat setempat membuatkan jalan khusus bagi para pengantin atau
iring-iringan pengantin. Jalan khusus itu dibuat di sebelah barat
pohon Bunut Bolong. Agar iring-iringan pengantin atau pasangan yang
sedang bulan madu tidak melintas tepat dibawah pohon Bunut Bolong tersebut.

Tapi,
percaya atau tidak masyarakat setempat telah mengalami hal-hal mistis itu
ketika melanggar larangan ini. Bahkan banyak dari mereka yang mengatakan jika
hal ini sudah seperti kutukan.

Sementara
itu, dilansir dari Bali Express keberadaan dari pohon bunut bolong, ini
mengundang banyak misteri. Mulai dari bentuk akarnya yang unik membentuk
terowongan dan bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat serta
berbagai cerita atau mitos yang kerap beredar di masyarakat secara turun
temurun yang kental dengan aura magis yang terdapat pada pohon bunut
tersebut. 

Nyoman
Suardana, pria yang sehari-harinya dipercaya sebagai juru sapuh ini tahun
2017 lalu mengatakan, pohon bunut bolong ini ditemukan tahun 1942 pada masa
pendudukan Jepang. Saat itu tentara Jepang sedang membangun akses jalan
alternatif yang menghubungkan Jembrana dengan Buleleng.

Ketika
memasuki wilayah Desa Manggissari, mereka mendapati pohon bunut bolong yang
tumbuh tepat berada di tengah-tengah jalur jalan yang akan mereka buka dan
bermaksud untuk memperlebar akses.

Saat
itu, mereka ingin melebarkan akses jalan dengan cara memotong beberapa bagian
akar dari pohon bunut ini untuk memperluas lubang. Akan tetapi usaha mereka
gagal karena banyak pekerja paksa yang digunakan waktu itu meninggal setelah
memotong akar pohon bunut tersebut. Mereka akhirnya meninggalkan kawasan ini
dan pelebaran jalan tidak dilanjutkan dan dibiarkan seperti yang terlihat
sekarang.

Di
sebelah kanan dan kiri pohon bunut bolong ini terdapat jurang yang sangat
dalam. Jadi praktis setiap orang atau pun kendaraan yang akan lewat harus
melewati terowongan yang berada di bawah pohon tersebut. Pengendara diimbau
untuk berhati-hati saat akan melewati terowongan, mengingat lebar terowongan
tersebut hanya cukup untuk satu kendaraan roda empat saja. 
Pengendara
yang lewat di sana akan bersembahyang atau sekadar meminta izin dengan
membunyikan klakson.

Menurut
Suardana, hal ini erat kaitannya dengan sejarah keberadaan pura yang berdiri
megah di sebelah selatan dari pohon bunut bolong ini. Namanya Pura Bhujangga
Sakti Luwih. Pura ini merupakan pura yang didirikan oleh masyarakat Desa
Manggissari sebagai penghormatan kepada seorang Empu bernama Dang Hyang Sidhi Mantra.
Karena Beliau pernah singgah dan melewati kawasan tersebut.

Konon
sebelum terbentuknya Desa Manggissari sempat terjadi kejadian aneh di desa.
Penduduk desa terjangkit penyakit yang mematikan. Para sesepuh desa bersemedi
di pura ini memohon petunjuk atas musibah yang menimpa desa mereka.  Akhirnya wangsit atau
petunjuk pun didapatkan agar penduduk yang bermukim di sebelah utara pohon
bunut bolong untuk segera dipindahkan ke sebelah selatan dari Pohon
tersebut. 

Segera setelah itu, penduduk yang bermukim di sebelah utara pohon
itu pun menjalani petunjuk tersebut dan penyakit yang diderita oleh masyarakat
sembuh dengan sendirinya. Bahkan wabahnya pun tidak pernah kembali lagi sampai
saat ini. 
Kejadian
tersebut, membuat penduduk di sekitar kawasan bunut bolong ini sangat menyakini
kekuatan magis yang terdapat pada pohon tersebut. (TB)

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!