Sengit, Arjuna Melawan Dewa Indra

Author:
Kolase Arjuna dan Dewa Indras

Dalam
bagian akhir Adiparwa diriwayatkan peristiwa pembakaran hutan Kandawa serta
pertemuan Arjuna dengan arsitek bernama Mayasura. Kisah tersebut diawali dengan
acara pengembaraan Arjuna dan Kresna di tepi sungai Yamuna. Di tepi hutan
tersebut terdapat hutan lebat yang bernama Kandawa.

Di
sana mereka bertemu dengan Agni, dewa api. Agni berkata bahwa hutan Kandawa
seharusnya telah musnah dilalap api, tetapi Indra selalu menurunkan hujannya
untuk melindungi temannya yang bernama Taksaka, yang hidup di hutan tersebut.
Maka, Agni memohon agar Kresna dan Arjuna bersedia membantunya menghancurkan
hutan Kandawa.

Kresna
dan Arjuna bersedia membantu Agni, tetapi terlebih dahulu mereka meminta agar
Agni menyediakan senjata kuat bagi mereka berdua untuk menghalau gangguan yang
akan muncul. Kemudian Agni memanggil Baruna, dewa lautan. Baruna memberikan
busur suci bernama Gandiwa, kereta perang dengan empat kuda dihias bendera
berlambang kera, serta tabung berisi anak panah dengan jumlah tak terbatas
kepada Arjuna. Untuk Kresna, Baruna memberikan Cakra Sudarsana. Dengan senjata
tersebut, mereka berdua menjaga agar Agni mampu melalap hutan Kandawa sampai
habis.

Namun
saat itu, Arjuna harus memilih pilihan yang sama-sama pahit. Di satu pihak,
Dewa Indra, ayahanda-nya telah berjanji kepada Taksakha dan bangsa ular yang
akan dilindungi dan tidak diganggu hidupnya di Hutan Khandawa prastha. Di
pihak lain, Dhrestarastra, raja Hastina telah memberikan tanah Khandawaprastha
kepada Pandawa agar mereka mendirikan pemerintahan di tempat tersebut.

Rakyat
yang bedol desa mengikuti Pandawa pindah ke Khandawaprastha diserang ular
beracun dari pasukan Taksakha. Perjanjian dengan Indra telah membuat Taksakha
lupa diri, sehingga setiap manusia yang berada di dekat wilayahnya akan dibunuh
pasukannya yang berupa ular-ular berbisa.

Bagi
Sri Krishna, perjanjian Dewa Indra dengan Taksaka bukan harga mati, bukan
sesuatu yang harus abadi. Yang abadi hanyalah Dia Hyang Maha Abadi, yang
lainnya selalu bisa berubah. Perjanjian bisa diperbaiki, demi penegakan Dharma,
rakyat Pandawa harus diselamatkan. Kerajaan di Khandawaprastha harus berdiri
dengan kuat untuk persiapan melawan kekuatan adharma.

Arjuna
memanahkan panah api ke Khandawaprastha dan hutan mulai terbakar, semua hewan
ketakutan. Indra yang pernah berjanji melindungi Taksakha dan bangsa ular di
hutan tersebut segera mengirimkan petir dan hujan untuk memadamkan api. Akan
tetapi kemudian Arjuna memanah dengan Gendewa pemberian Agni sehingga ribuan
anak panahnya bisa membentuk payung menahan air hujan sehingga tidak bisa
membasahi hutan yang sedang terbakar.

Indra
akan mengeluarkan senjata Vajranya, saat Sri Krishna berkata bahwa kehancuran
Hutan Khandava sudah terjadi sementara Taksakha selamat, karena ia berada di
luar hutan. Krisna pun meminta Indra menghentikan kemarahannya.

Para
ular pergi meninggalkan hutan dan rakyat Pandawa yang terkena bisa ular sembuh
kembali.

Ada
beberapa hewan dan asura yang datang minta perlindungan pada Arjuna. Krishna
berkata bahwa salah satu asura tersebut adalah Mayasura, Wishwakarmanya para
asura atau arsitek pembangun istana. Krishna minta Arjuna membebaskan Mayasura
dan meminta Mayasura membangun istana di Khandawaprastha. Istana tersebut
diberi nama Indraprastha.

Kerajaan
Indraprastha berkembang dengan pesat dan Draupadi menjadi permaisuri Pandawa.
Setelah kerajaan menjadi semakin besar, Pandawa segera menyiapkan Upacara Yajna
untuk menahbiskan Yudistira sebagai seorang Maharaja. (TB)

 

 

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!