Sejarah Pura Jala Siddhi Amerta Juanda Sidoarjo yang Berada di Komplek Marinir-TNI AL

Author:
kompasiana.com

Ada
pura Hindu yang berlokasi di komplek TNI Marinir-AL, Sidoarjo. Nama pura ini
adalah Pura Jala Siddhi Amerta yang terletak di Jalan Raya Juanda, komplek Marinir-
TNI AL, Desa Semambung, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Pura ini hanya
berjarak dua kilometer dari Bandara Internasional Juanda Sidoarjo.

Bagaimanakah
sejarah pura ini?

Dikutip
dari skripsi berjudul Makna dan Fungsi Ritual Upacara Piodalan Umat Hindu di
Pura Jala Siddhi Amerta Juanda Sidoarjo yang disusun Yufi Aulia Azmi untuk
Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S-1) dalam Ilmu
Ushuluddin dan Filsafat Jurusan Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin Dan
Filsafat, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tahun 2020, dijelaskan jika
erdirinya pura ini bermula dari keinginan Komandan Lanmar Surabaya, Kolonel
Marinir Heru Jokotowo. Ia ingin membuat suatu tempat peribadatan dengan konsep
Bhineka Tunggal Ika yang mencerminkan kerukunan antar umat beragama yakni
Islam, Kristen, dan Hindu dengan sesama pemeluk agama umat TNI-AL/Korps
Marinir.

Kemudian
keinginan ini ditindak lanjuti dengan mengajukan permohonan lahan untuk
mendirikan Gereja dan Pura di lahan TNI-AL sebelah timur dari Masjid Janatin
Brigif 1 Marinir kepada Komandan Lantamal III Surabaya Laksma TNI Bernard Kent.
Selanjutnya Sondakh meneruskan permohonan ini kepada Pangarmatim melalui surat
Danlantamal III Surabaya No:B/43/20/03/9/Lant III Tanggal 27 Januari 1997.

Selanjutnya,
Pangarmatim meneruskan permohonan Danlantamal III kepada kepala staf angkatan
laut. Melalui surat dari Pangarmatim No:B/764/X/1997 tanggal 10 Oktober 1997.
Aslog Kasal memberikan persetujuan pembangunan Gereja dan Pura dengan lokasi
sebelah timur dari Masjid Jannatin Brigif 1 Marinir.

Karena
lokasi Pura, Gereja, dan Masjid berdekatan, maka Komandan Lanmar Surabaya
Kolonil Marinir S. Marpaun, S.IP mengajukan permohonan untuk pindah lokasi Pura
dan Gereja melalui surat Danlamar Surabaya No:B/199/III/1998 tanggal 3 Maret
1998 kepada Komandan Lantamal III Surabaya. Untuk menghindari penumpukan umat
pada saat perayaan hari-hari besar keagamaan yang dilaksanakan secara
bersamaan-sama.

Kemudian
Pangarmatim Laksda TNI Edi Sujadi meneruskan surat permohoman tersebut kepada
Kasal melalui surat Pangarmatim No: B/569/VI/1998 Tanggal 2 Juni 1998. Berdasarkan
permohonan ini Aslog Kasal memberikan persetujuan, selanjutnya pada Tanggal 30
November 1999, Komandan Lantamal III Surabaya Laksma TNI Purbowasito, S.IP
mengeluarkan izin penggunaan tanah TNI-AL untuk membangun Pura.

Ketika
proses pengurusan surat izin pembangunan Pura dan Gereja, terjadi perbedaan
pendapat ada yang mendukung namun ada juga yang menolak dengan bermacam-macam
alasan di kalangan warga komplek TNI-AL Juanda dengan warga komplek Rumdis
Marinir.

Berkat
upaya komunikasi oleh pihak Gereja dan Pura kepada pejabat TNI-AL, maka
diizinkan pembangunan Pura dan Gereja. Izin tersebut disetujui oleh Laksmana
TNI Bernard Kent Sondakh dan Wakasalnya Laksmana Madya TNI Wayan R. Argawan
melalui surat dari Aslog Kasal Laksda TNI Heribertus Sudiro dengan surat No:
B/71/II/2001 Tanggal 22 Februari 2001.

Pura
ini berdiri pada tanggal 1 Februari 2003 atas pemberian lahan tanah yang
diberikan oleh TNI-AL dengan luas tanah 5.000 meter persegi yang terbagi
menjadi tiga bagian yaitu: Nista Mandala yang terketak di gerbang utama Pura
berikut bangunan di dalam Nista Mandala yaitu: Bale kulkul tempat mengantungkan
kentongan, selain itu terdapat fasilitas tambahan tempat parkir depan pintu
gerbang Pura.

Madya
Mandala yang terletak di sebelah mandala utama yang diberi batasan atau umat
Hindu menyebutnya dengan sebutan candi bentar. Bangunan yang terdapat dalam
mandala ini yaitu: Bale Wantila tempat menyaksikan pementasan kesenian pada
saat berlangsungnya upacara keagamaan, Beji tempat untuk mensucikan Ida Bhatara
sebelum berlangsungnya upacara keagamaan, Sanggah Surya tempat untuk meletakkan
banten, Bale Pawaregan bangunan ini digunakan sebagai dapur untuk mempersiapkan
makanan bagi umat.

Utama
Mandala yang terletak dibagian tengah pura, dimana bangunan yang terdapat dalam
bangunan ini yaitu: Bale Piasan tempat untuk mempersiapkan sesaji dan tempat
pemuka agama Hindu memimpin jalanya upacara keagamaan, Bale Gong tempat untuk
menabuh gong dan memainkan gamelan ketika berlangsungnya upacara keagamaan.

Pada
bulan Mei 2004 ketua PHDI Jawa Timur membentuk susunan pengurus rumah tangga
Pura Jala Siddhi Amerta. Tanggal 2 bulan Juli 2005 mengadakan pemlaspas yang
dipuput oleh Pedande Gede Anom Jala Karana Manuaba, pada tanggal 6 Juni 2006
keluarnya surat izin untuk mendirikan bangunan dari pihak Kepala Dinas
Perizinan dan penanaman modal Kabupaten Sidoarjo.

Pura
Jala Siddhi Amerta diresmikan oleh Bapak Kasal Laksmana TNI Tedjo Edhy
Purdijatno, S.H pada tanggal 23 Juni 2009 dan nganteng Linggih pada tanggal 11
Juli 2009 dipuput oleh Pedanda Gede Anom Jalakarana Manuaba dari Pura Segara
Kenjeran Surabaya dan Pedanda Bhujangga Waisnawa Widya Sara dari Griya Kebon
Baler Bale Agung Jembrana. Juli 2014 diadakan mulang dasar yaitu pembangunan
padmasana, dipuput oleh Pedanda Gede Anom Jala Karana Manuaba.

Selain
digunakan untuk tempat ibadah, pura ini juga digunakan sebagai sarana belajar
pendidikan formal dan non-formal yaitu: sekolah minggu di pashraman pura Jala
Siddhi Amerta Juanda Sidoarjo, sekolah minggu ini digunakan untuk mempelajari
agama Hindu bagi anak-anak Paud, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama sampai
dengan Sekolah Menengah Akhir dan sekolah jenjang tinggi agama Hindu mulai dari
S1-S2 yang sudah diakui di Jawa Timur dan pusat sekolah tinggi agama Hindu ini
berada di Klaten, Jawa Tengah.

Di
pura ini juga terdapat Hindu Study Club yang dilaksanakan setiap hari Selasa,
Rabu, dan Kamis. Selain digunakan sebagai tempat pendidikan formal pura ini
sering digunakan umat sebagai tempat kegiatan non-formal yaitu latihan seni dan
budaya yang dilaksanakan setiap hari sabtu dan minggu. Adapun fasilitas
tambahan di Pura Jala Siddhi Amerta yaitu perpustakaan, tempat ini digunakan
umat untuk membaca kitab Weda. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!