Teba Majalangu, Wisata Edukasi Alam dan Budaya Bali di Jantung Kota Denpasar

Author:

Tersembunyi di kawasan Denpasar Timur, Bali, tepatnya di Desa Kesiman Kertalangu, terdapat destinasi edukatif yang menawarkan pengalaman unik bagi anak-anak dan keluarga—Teba Majalangu.

Terletak sekitar 8 km dari pusat kota Denpasar, tempat ini menjadi salah satu wisata unggulan yang memadukan keindahan alam, pembelajaran tradisional, dan nilai-nilai budaya Bali dalam satu lokasi.

Filosofi di Balik Nama Teba Majalangu

Nama Teba Majalangu bukanlah sekadar nama biasa. Dalam budaya Bali, “Teba” berarti halaman belakang rumah, tempat yang sering dimanfaatkan untuk aktivitas domestik dan pertanian.

Sedangkan “Majalangu” adalah nama kerajaan kuno yang konon pernah berdiri di wilayah Kesiman Kertalangu.

Lebih dari itu, teba juga merupakan singkatan dari “Tempat Belajar Alam”—sebuah konsep yang mencerminkan semangat edukasi berbasis lingkungan dan kebudayaan.

Warisan Sejarah dan Mitos Semut

Salah satu ikon yang mencuri perhatian di TEBA Majalangu adalah patung semut raksasa. Patung ini memiliki kisah historis yang menarik.

Dahulu kala, Kerajaan Majalangu dipimpin oleh Raja I Gusti Ngurah Agung Pinatih. Dalam sebuah konflik dengan mertuanya, Ki Dukuh Pahang, terjadi perselisihan terkait kepercayaan akan kemampuan moksa.

Sang mertua kemudian melontarkan kutukan yang legendaris: agar sang raja diserbu oleh semut.

Tak lama setelah itu, kerajaan pun dikisahkan runtuh karena serangan ribuan semut. Semut kini menjadi simbol semangat gotong royong dan kerja keras, nilai-nilai yang ingin ditanamkan kepada setiap pengunjung.

Patung semut tersebut mewakili 11 ekor semut yang melambangkan 11 dusun di Desa Kesiman Kertalangu—sebuah pengingat visual akan pentingnya kebersamaan dalam membangun desa.

Edukasi Pertanian Bali yang Interaktif

TEBA Majalangu menghadirkan pendekatan pembelajaran langsung di alam terbuka, terutama dalam bidang pertanian tradisional Bali.

Anak-anak dari berbagai jenjang pendidikan akan mendapatkan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan usia mereka.

Mereka tidak hanya belajar teori, tapi juga ikut serta dalam aktivitas pertanian seperti menanam padi, membajak sawah dengan sapi (matekap), hingga menggembala bebek (ngangon bebek), semuanya didampingi oleh instruktur berpengalaman.

Museum Subak dan Rumah Bibit

Di area TEBA Majalangu terdapat Museum Subak, tempat yang memamerkan peralatan pertanian kuno beserta penjelasan fungsinya.

Ini adalah bagian penting dari edukasi tentang sistem irigasi tradisional Bali yang telah diakui oleh UNESCO.

Selain itu, ada juga Rumah Bibit, tempat siswa bisa belajar mengenali berbagai jenis bibit organik yang dikembangkan oleh kelompok tani lokal.

Di sini, anak-anak diajak untuk memahami fungsi dan manfaat dari setiap tanaman yang ada.

Aktivitas Menyenangkan untuk Anak-anak

Tidak hanya belajar, anak-anak juga bisa bersenang-senang lewat aktivitas outbound dan permainan edukatif yang dirancang untuk melatih keberanian, kepercayaan diri, serta kreativitas.

Mereka juga bisa ikut serta dalam kegiatan memberi makan hewan sambil belajar tentang fauna yang berperan penting dalam ritual-ritual tradisional Bali.

Menikmati Kuliner dan Suasana Pedesaan

Setelah puas beraktivitas, pengunjung bisa bersantai di Warung Tegik Poh, warung khas yang menyajikan Laklak Bali, jajanan tradisional yang manis dan gurih.

Menikmati laklak sambil memandang hamparan sawah yang hijau tentu menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Ruang Meditasi dan Yoga di Alam Terbuka

Bagi para pecinta ketenangan, Teba Majalangu juga menyediakan ruang terbuka untuk yoga dan meditasi.

Dengan latar belakang sawah yang asri dan udara segar pedesaan, tempat ini menjadi lokasi ideal untuk melepaskan penat dan menenangkan pikiran.

Teba Majalangu bukan sekadar tempat wisata, tetapi ruang belajar terbuka yang mengajarkan kita tentang alam, budaya, dan nilai kehidupan.

Baik untuk anak-anak maupun orang dewasa, tempat ini adalah pengingat bahwa kebijaksanaan masa lalu bisa menjadi pijakan untuk masa depan yang lebih bijak dan berkelanjutan. (TB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!