Di balik rimbunnya pepohonan dan tenangnya aliran Tukad Bubuh, tersembunyi sebuah keajaiban alam yang belum banyak dijamah wisatawan—Air Terjun Celek-Celek.
Terletak di Banjar Sengkiding, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, destinasi ini menyuguhkan pesona alam yang asri berpadu dengan jejak sejarah masyarakat lokal.
Air terjun setinggi 30 meter ini bukan hanya menarik karena keindahan pemandangannya, namun juga karena kisah unik di balik penamaannya.
Dalam sejarah setempat, lokasi ini dulunya digunakan sebagai jalur penghubung antara Desa Aan dan Desa Nyalian.
Penduduk zaman dahulu memanjat tebing curam di sisi air terjun dengan cara menyelipkan jari-jari mereka ke celah batu yang dipahat secara alami.
Tindakan ini dalam bahasa Bali dikenal dengan istilah nyelek tebing, yang kemudian berkembang menjadi sebutan “Celek-Celek”.
Pengembangan kawasan ini sebagai destinasi wisata dimulai sejak akhir tahun 2021.
Kini, Celek-Celek Waterfall menjadi bagian dari kawasan wisata terpadu bersama Museum Sukanta Wahyu, yang juga berada di Banjar Sengkiding.
Kombinasi wisata alam dan budaya ini menjadikan kawasan tersebut cocok untuk pelancong yang ingin merasakan pengalaman berbeda di Bali.
Untuk mencapai air terjun, pengunjung hanya perlu berjalan sekitar 200 meter dari Museum Sukanta Wahyu dan menuruni sekitar 50 anak tangga.
Alternatif akses lainnya bisa melalui sisi barat Balai Banjar Sengkiding, memberikan fleksibilitas rute bagi wisatawan.
Dikelilingi oleh alam hijau dan suasana yang tenang, Air Terjun Celek-Celek menjadi pilihan tepat bagi pecinta alam sekaligus penggemar sejarah.
Tempat ini tidak hanya menyegarkan mata, tetapi juga memperkaya wawasan tentang budaya dan kehidupan masa lampau masyarakat Bali.
Bagi kamu yang sedang merencanakan perjalanan ke Klungkung, sempatkanlah untuk singgah ke tempat ini.
Celek-Celek bukan sekadar air terjun, melainkan cerminan harmoni antara alam dan warisan budaya Bali yang layak untuk dijelajahi. (TB)