Viral! Pura Ini Terkubur Saat Erupsi Gunung Agung, Dipercaya Tempat Memohon Kesembuhan Ternak yang Sakit

Author:
Istimewa

Seorang
pengguna facebook bernama Wayan Westa mengunggah sebuah foto pura. Namun pura
ini terlihat terkubur oleh tanah dan pasir hingga menyisakan bagian atapnya
saja. Terlihat ornamen candi bentar yang sangat indah dan memiliki taksu
meskipun sebagian besar sudah terkubur. Pura ini bernama Pura Tumpa atau banyak
juga yang menyebut Pura Dalem Tumpa.

Dalam
unggahannya tersebut, Wayan Westa menulis jika kemungkinan ini sisa terakhir
Pura saat setelah Gunung Agung meletus di tahun 1963. Banjir lahar dingin
pelan-pelan menenggelamkannya. Terletak di ujung timur Desa Tangkas, ujung
selatan Desa Gunaksa.

Semasa
kecil saya kerap mencari jengkrik di sini. Sempat beberapa kali terjebak
banjir. Bila ada sapi sakit, ke sini biasanya orang-orang datang, nunas tirta,
memohon kesembuhan ternak.

Saban
hari raya Kuningan tajen biasanya paling ramai di Pura ini. Dengan telanjang
kaki sering saya membuntuti kakek membawa serta ayam aduannya.

Diketahui,
pura ini berada di Banjar Ambengan, Desa Tangkas, Klungkung Bali. Pura ini
berada di dekat Tukad Unda yang saat erupsi Gunung Agung tahun 1963 menjadi
jalur lahar. Pura ini pun dipercaya sebagai tempat untuk memohon kesembuhan
bagi sapi yang sakit.

Dilansir
dari Bali Express, pemangku Pura Tumpa Mangku Nengah Latra mengaku tak tahu
pasti kapan pertama kali pura itu dibangun. 
Akan
tetapi, dari cerita orang tuanya, pada saat Gunung Agung, Karangasem meletus
tahun 1963, Pura Tumpa sempat terkubur material letusan. Hal ini dikarenakan
pura ini terletak di pinggir Tukad Unda.

Saat
lahar hujan meratakan bangunan pura, keluarganya hanya bisa menyelamatkan dua
buah pratima dalam bentuk patung singa, yang di atasnya ada patung dewa.
Pratima itu diyakini berkaitan erat dengan sejarah pura.

Kini,
pasir yang menimbun pura sudah dikeruk sehingga pura itu terletak di atas
tebing. Pura ini diyakini memiliki kaitan dengan ternak atau wewalungan. Banyak
peternak dari berbagai wilayah di Bali yang datang ke pura ini setiap Tumpek
Uye. Selain itu, pemedek juga ramai saat odalan di pura yang digelar setiap
Hari Raya Kuningan.

Pura
ini merupakan pura keluarga yang pengemponnya merupakan sekelompok orang dalam
satu keluarga di Desa Tangkas. Saat ini jumlahnya 19 kepala keluarga (KK). Dengan
jumlah pengempon yang belasan KK, untuk pembangunan atau rehab pura sebatas
mengandalkan urunan pangempon, termasuk punia dari pamedek.

Mangku
Latra menambahkan, Ida Bhatara yang berstana di Pura Tumpa diyakini pemurah.
Hal itu berdasarkan penuturan sejumlah pamedek. Bahkan diceritakan, sempat ada
warga yang tangkil untuk memohon kesembuhan lidah sapinya yang nyaris putus
terkena sabit. Dengan nunas tirta di Pura Tumpa, luka sapi itu pun sembuh.

Kepercayaan
ini mulai menyebar dari mulut ke mulut sejak ada seorang pemelihara sapi yang
sapinya bisa sembuh saat nunas air di kawasan pura. Diceritakan, pada zaman
dulu seorang pengembala sapi menumpukkan sejumlah batu di kawasan itu.
Lama-kelamaan, sapi yang dipeliharanya sakit. Seperti coba-coba nunas air di
sekeliling tumpukan batu tersebut.

Ternyata
sapi peliharaannya sembuh. Keajaiban itulah yang tersebar dari mulut ke mulut.
Tumpukan batu tersebut diyakni mampu menyembuhkan berbagai penyakit wewalungan,
hingga muncul ide membangun palinggih.

Ia
menambahkan, ada juga warga yang bertahun-tahun memelihara babi tidak bisa
bunting. Setelah memohon di Pura Tumpa, babi yang dipelihara warga itu akhirnya
bisa beranak. Ada yang pernah memohon godel muani atau anak sapi jantan,
ternyata dikabulkan.

Oleh
karena itu, banyak warga yang permintaannya dikabulkan datang untuk
bersembahyang ke tempat ini. Akan tetapi, dari sekian cerita warga yang
permohonannya dikabulkan, ada warga yang disakiti gara-gara tidak membayar
sesangi setelah permohannya dikabulkan. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!