![]() |
Capture di media sosial |
Viral
di media sosial video Otot Kering sedang berada di panggung dan dilempari botol
oleh penonton.
Terlihat
Otot Kering berada di atas panggung tanpa menggunakan baju.
Ia
berteriak, “senggol dong,” dan botol beterbangan ke atas panggung.
Ada
dua versi video yang didapat Telusur Bali terkait dilemparinya Otot Kering
tersebut.
Pertama
video yang diunggah oleh Joni Agung di akun tiktoknya.
Video
ini ditonton sebanyak 300 ribu lebih per Senin, 8 Agustus 2022.
Dalam
video itu tertulis “selegang megae yan.”
Saat
Otot Kering dilempari dengan botol oleh penonton datanglah Joni Agung.
“Eee
main-main ci, main tantang ci adane, sing dadi ci nantang-nantang, sing dadi ci
nantang-nantang nak,” kata Joni Agung di atas panggung.
Dan
setelah itu lemparan botol pun berhenti.
Video
versi kedua merupakan rekaman dari sudut penonton.
Dalam
video ini, saat Joni Agung keluar, penonton tertawa.
Selanjutnya
pada detik-detik akhir video terlihat Otot Kering, Joni Agung, dan Rajawali Ingkar
Janji bernyanyi bersama.
Hal
ini terjadi di panggung Pica Fest yang digelar di lapangan Renon, Denpasar,
Bali.
Dilansir
dari detikBali, hal itu hanyalah gimmick dari Band Rajawali Ingkar Janji.
Hal
tersebut diungkapkan oleh Humas Pica Fest 2022, I Gusti Made Febri Iswara.
Lalu
siapakah sosok dari Otot Kering ini?
Dalam
siaran langsungnya bersama pendiri Yayasan Kesatria Keris Bali (YKKB),
I Ketut Putra Ismaya Jaya atau Jro Bima beberapa waktu lalu yang disiarkan
langsung di akun facebook Kesatria Keris, Otot Kering menuturkan bagaimana
kehidupan dan bagaimana awalnya dia membuat konten.
Diketahui
nama aslinya adalah I Wayan Bisma, 19 dan berasal dari Denpasar. Wayan Bisma
mengaku membuat video awalnya hanya iseng sebagai hiburan. Dan memang dirinya
juga suka berbicara di depan kamera. Video pertama ia buat lalu diunggah ke
akun Tiktoknya. Hanya dalam sehari kontennya ditonton hingga 46 ribu. Dalam dua
hari sudah ditonton sebanyak 400 ribu.
Saat
itu banyak yang menghujatnya namun dirinya sendiri tidak tahu tentang hujatan
itu. Ia pun hanya terus membuat video dan memperlihatkan ototnya dalam video
tersebut. Dan dalam videonya disertai dengan celoteh senggol dong. Ia pun
mengaku kontennya itu juga untuk hiburan saat gabut.
Beberapa
videonya pun terus dihujat termasuk konten seolah-oleh melakukan pemalakan.
Akhirnya ia membuat konten tentang tatto yang pernah dibuat sebelumnya. Nah,
karena konten itu, ramailah orang yang ingin bertemu dan mencarinya. Banyak
juga DM yang masuk ke akunnya. Akhirnya ia pun membuat klarifikasi dan selesai
buat konten tersebut dan memilih membuat konten biasa.
Sementara
itu, dirinya mengaku mendapat endors saat akunnya memiliki pengikut seribuan.
Dimana dari 4 video ia mendapat uang Rp 400 ribu. Dari sanalah ia tahu bahwa
kegiatan membuat konten tersebut bisa mendapatkan uang dan ia melanjutkannya.
Ada
sisi menyedihkan dari kehidupan Wayan Bisma ini. Ia yang masih berusia 19 tahun
ini harus menjadi tulang punggung keluarga. Ibunya meninggal tahun 2020 lalu
dan ayahnya sudah tidak bekerja. Sehingga ia harus membiayai sekolah dua
adiknya yang saat ini akan bersekolah ke kelas 3 SD dan kelas I SMK.
Bahkan
karena tak memiliki biaya, adiknya sempat sekolahnya akan diberhentikan oleh
ayahnya. Lelaki tamatan SMA ini mengaku juga harus mengeluarkan uang untuk
kebutuhan dapur, membayar air dan membayar listrik.
Sehingga
dalam siaran langsung tersebut, Jro Bima mengajak agar masyarakat memakluminya.
“Saya mohon semeton bisa mengerti, tolong dimengerti. Dia bukan mencari musuh
tapi mencari sesuatu yang bisa menghasilkan dari video itu,” kata Ismaya.
Jero
Bima pun meminta agar masyarakat Bali memaafkan Otot Kering dan memberi
dukungan agar bisa menghidupi keluarganya termasuk membantu sekolah kedua
adiknya. “Itu hanya hiburan, anak cenik ne belum tau apa-apa. Sia bukan saih
tanding kita,” katanya.
Sementara
itu, dilansir dari Bali Express, julukan otot kering ini sebenarnya disematkan
oleh teman-temannya. Bagi si otot kering, seluruh video nya itu sebatas hiburan
dan tidak ada maksud menyinggung orang, nama, lokasi, ataupun merk. “Dari awal
saya buat konten itu komentarnya sudah yang negatif. Tapi saya tidak ambil
pusing, depang gen sube (biarkan saja),” katanya kepada Bali Express.
Dia
menegaskan bahwa tingkah cekak dan sombongnya itu hanya di konten, ia menjamin
sifat aslinya justru berbeda dari video-videonya.
Bahkan,
demi menyambung hidup, ia sempat menjadi tukang parkir di salah satu lokasi di
Denpasar. Penghasilannya kisaran 50 ribuan per hari. Awalnya ia juga jualan
nasi, tapi sepi sehingga memilih menjadi tukang parkir. Dirinya pun merasa
tidak malu apalagi minder dengan pekerjaannya. “Basic saya di perhotelan, tapi
musim Covid hotel sepi, jadinya ambil pekerjaan apa saja,” imbuhnya.
Wayan
Bisma mengaku tidak akan meneruskan konten yang mempertontonkan kesombongannya
itu. Apalagi sampai menyinggung perasaan orang. Ia mengaku akan buat konten
yang lebih kreatif. Hujatan yang diterimanya akan dijadikannya untuk perbaikan
ke depannya. (TB)
Berikut ini video selengkapnya.