Istimewa |
Beberapa
kali fenomen lulut emas muncul di pekarangan rumah warga. Lulut emas ini berwarna
keemasan dan bergerombol. Bentuknya seperti ulat kecil-kecil serta bertumpuk
satu sama lain. Selain itu pergerakannya juga sangat lambat.
Lulut
ini bisa hidup di mana saja, yang penting udara di sana lembab. Namun, dalam
kepercayaan masyarakat Hindu di Bali, kemunculan lulut ini justru dianggap
membawa pertanda. Bisa dibilang, ini adalah sebuah peringatan dari alam untuk
keluarga penghuni rumah yang ada lulutnya tersebut.
Bahkan
jika di pekarangan rumah ditemukan lulut, dianggap sebagai pertanda buruk.
Selain itu, lulut ini juga bermakna karang panes.
Menurut
Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda yang dilansir dari Tribun Bali mengatakan,
terdapat empat jenis lulut. Lulut pertama yakni berwarna emas, lulut kedua berwarna
perak, lulut berwarna tembaga, serta yang keempat lulut berwarna hitam.
Menurut
Ida, jika di dalam suatu rumah muncul lulut berwarna emas, maka hal itu
merupakan peringatan yang luar biasa bagi rumah itu. Ini dikarenakan pekarangan
rumah itu panes sehingga harus dilakukan upacara. Berbagai sumber menyebutkan
ritual untuk menghilangkan ulat lulut dan seluruh energi negatifnya, dengan
melakukan ritual jigramaya, bayuh karang dan sebagainya.
Sementara
itu, menurut lontar Roga Sanghara Gumi, salah satu tanda karang panes adalah
munculnya hal-hal yang tidak lumrah, seperti kemunculan lulut. Lulut ini
merupakan salah satu pertanda karang panes. Hal ini dikarenakan, kemunculan lulut ini
merupakan hal yang tidak biasa dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga bisa
dipastikan ada unsur-unsur tertentu di dalam tanah yang menyebabkan
kemunculan lulut ini.
Secra
mitologis, lulut ini dikaitkan dengan Ida Bhatara Sri yang muncul sebagai pertanda
karang itu panes. Sehingga biasanya akan digelar upacara prayascita. Selain
itu, lulut tersebut diletakkan di dalam klungah (kelapa kecil yang
sudah ada airnya), setelah itu dihanyutkan di sungai atau laut. Penykapan yang
lebih tinggi ada juga dengan melakukan pecaruan. Pecaruan ini dilaksanakan
jika, lulut tersebut muncul berulang-ulang di karang yang sama.
Selain
di Bali, lulut juga dikenal erat di beberapa daerah sekitar Jawa seperti Madura
dan sekitarnya. Kendati dikenal sebagai mitos pertanda buruk, sebagian juga ada
yang meyakini malah lulut emas bisa menandakan kedatangan sebuah rejeki
berkepanjangan.
Lulut
emas memang biasa hadir ke permukaan bumi dengan berkoloni, akan tetapi belum
terkupas tujuan apa sebenarnya mereke tampil ke permukaan. Sebagian orang juga
meyakini itu semua hanyalah fenomena alam dan merupakan bagian dari siklus
hidup lulut. (TB)