Apa Itu Upacara Megedong-Gedongan? Ini Makna, Fungsi dan Rangkaian Tradisi untuk Ibu Hamil dalam Hindu Bali

Author:

Upacara Megedong-Gedongan merupakan salah satu upacara adat kehamilan dalam tradisi Hindu Bali yang memiliki makna spiritual dan simbolis yang sangat mendalam. Upacara ini dilaksanakan ketika usia kandungan memasuki lima bulan dalam penanggalan Bali atau sekitar enam bulan dalam kalender masehi. Pada tahap ini, janin dipercaya telah memiliki wujud manusia yang sempurna dan layak disambut dengan doa dan perlindungan.

Makna Filosofis Upacara Megedong-Gedongan

Tujuan utama dari upacara Megedong-Gedongan adalah memohon keselamatan bagi ibu hamil serta janin dalam kandungannya. Diharapkan melalui ritual ini, bayi akan tumbuh dengan sehat dan kelak menjadi Suputra—anak yang berbudi luhur, berguna bagi keluarga dan masyarakat, serta membawa keberkahan sepanjang hidupnya.

Rangkaian upacara ini juga dipercaya dapat menghindarkan janin dari gangguan atau keguguran, serta memberi kekuatan spiritual kepada sang ibu agar proses persalinan berjalan lancar dan aman.

Rangkaian Prosesi dan Simbolisme

Upacara adat kehamilan Bali ini diawali dengan Upacara Pengrujakan, yaitu ritual pembersihan menggunakan sesajen dari enam rasa kehidupan atau Sad Rasa—manis, pahit, asam, pedas, asin, dan sepet. Simbol ini menggambarkan dinamika kehidupan yang akan dihadapi sang anak kelak.

Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi penyucian tubuh ibu hamil melalui siraman air suci (melukat), lalu dilakukan mabyakala dan payascita sebagai bentuk pembersihan dari unsur-unsur negatif.

Prosesi puncaknya sangat simbolik: ibu membawa daun talas berisi air dan ikan hidup di atas kepala, sedangkan suami memegang benang dan bambu runcing. Tindakan menusukkan bambu ke daun talas hingga air dan ikan tumpah, melambangkan pelepasan energi buruk dan pembukaan jalan kehidupan baru yang suci bagi sang bayi.

Setelah ritual utama selesai, dilakukan persembahyangan bersama dan ditutup dengan penglukatan serta natab, sebagai ungkapan syukur dan doa keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Pantangan Saat Menjalani Masa Kehamilan

Dalam kepercayaan Hindu Bali, orang tua yang sedang menantikan kelahiran anak juga memiliki sejumlah pantangan atau brata yang harus dijalankan, seperti:

  • Menghindari kata-kata kasar (wak parusya)
  • Tidak mendengarkan ucapan yang membuat hati sakit (wak capala)
  • Tidak membangunkan ibu hamil secara tiba-tiba saat tidur nyenyak
  • Tidak diperbolehkan menyembah orang yang telah meninggal dunia

Keunikan Tiap Daerah

Meskipun Upacara Megedong-Gedongan adalah bagian dari budaya Bali secara umum, setiap desa adat memiliki kekhasan tersendiri dalam pelaksanaannya. Perbedaan ini mencerminkan kekayaan dan kelenturan tradisi Hindu Bali yang tetap menjunjung nilai-nilai spiritual dalam setiap tahap kehidupan, termasuk masa kehamilan.

Kesimpulan:

Upacara Megedong-Gedongan bukan sekadar tradisi, tetapi merupakan warisan budaya Bali yang penuh makna. Upacara ini menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan lahir dan batin selama kehamilan, serta memperlihatkan betapa kuatnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali.

Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak tentang upacara adat kehamilan Bali atau ritual keagamaan dalam tradisi Hindu Bali, jangan ragu untuk menjelajahi artikel-artikel kami lainnya! (TB)

Sumber foto Instagram @griyataksu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!