Dalam tradisi masyarakat Hindu Bali, kelahiran seorang bayi disambut dengan serangkaian upacara dan perlakuan khusus yang penuh makna. Salah satunya adalah tradisi penanaman ari-ari (plasenta), yang diyakini memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan spiritual dan perlindungan si bayi.
Proses Awal Penanganan Ari-Ari
Setelah bayi lahir, ari-ari tidak serta merta ditanam begitu saja. Sebaliknya, ari-ari tersebut terlebih dahulu dicuci dengan air bersih dan air harum. Setelah itu, ari-ari dimasukkan ke dalam sebuah tempurung kelapa yang dagingnya berwarna putih, kemudian dibungkus dengan kain putih. Proses ini dilakukan dengan hati-hati karena dipercaya ari-ari adalah “saudara lahir” bayi yang harus dihormati.
Penanaman Ari-Ari
Penanaman ari-ari dilakukan di pelataran atau halaman depan rumah, dengan prosedur yang berbeda tergantung jenis kelamin bayi.
a. Untuk Bayi Laki-Laki
Ari-ari ditanam di sebelah kanan pintu keluar rumah.
Yang menanam harus seorang laki-laki (ayah bayi atau orang suruhan).
Bersama ari-ari disertakan kwangen dan sehelai kertas bertuliskan mantra suci:
“Ong, Ong, Ong Ang.” (dibaca tiga kali).
Didoakan dengan mantra:
“Ibu Pertiwi, aku Sang Hyang Akasa, empu raten ingsun, ede maha anglara, poma.”
Mantra ini diucapkan dua kali sehari, pagi dan malam, hingga tali pusar bayi terlepas.
b. Untuk Bayi Perempuan
Ari-ari ditanam di sebelah kiri pintu keluar rumah.
Yang menanam harus seorang perempuan (keluarga atau suruhan).
Bekal yang disertakan sama: kwangen dan kertas bertuliskan:
“I Ang Ang Ung Ung.” (dibaca tiga kali).
Didoakan dengan mantra:
“Ibu Sundari Putik. Ibu Suci Hyang Pertiwi, empu anah ira dewek, ede maha anglara, poma.”
Mantra diucapkan dua kali sehari hingga tali pusar lepas.
Perlakuan Setelah Tali Pusar Lepas
Setelah tali pusar bayi terlepas, dilakukan perlakuan tambahan yaitu:
Dibuatkan ketupat tekukur (berbentuk burung tekukur) sebagai tempat penyimpanan tali pusar.
Ketupat tersebut diisi dengan rempah-rempah, antara lain bawang putih, kesuna (kunyit), daringa (jahe), dan inggu (jinten hitam).
Tujuan dan Makna
Tradisi ini bertujuan untuk memberikan perlindungan spiritual kepada bayi yang baru lahir agar selalu sehat, selamat, dan berada dalam lindungan Sang Hyang Widhi Wasa. Penanaman ari-ari dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap unsur-unsur spiritual dalam diri manusia dan alam semesta. (TB)
Sumber foto: pixabay