Bali Yang Binal #8, Kritik Lewat Mural

Author:
Share
Sumber foto Instagram @baliyangbinal

Tahun 2019, event dua tahunan Bali Yang Binal (BYB)
kembali digelar di Denpasar. Tembok di beberapa sudut Kota Denpasar akan dimural
oleh 24 seniman atau street artist baik dari Bali maupun luar Bali.
Bali Yang Binal merupakan sebuah festival seni yang lahir
dari sebuah kritik pada Bali Biennale di medio 2005. BYB diinisiasi para
seniman muda yang waktu itu tergabung dalam Komunitas Pojok dan Komunitas Seni
di Denpasar (KSDD). Nama Bali Yang Binal sendiri adalah parodi dari Bali
Biennale.
Sebagai sebuah festival dua tahunan yang terlahir dari
kritik, BYB selalu membawa tema spesifik yang terbungkus dengan baik secara
estetik. Pada edisi kali ini BYB mengangkat tema “Energi Esok Hari”. Tema ini
dipilih sebagai intisari dari semua permasalahan yang sedang atau berpotensi
menjadi masalah di masa depan.
Bali dianggap mempunyai potensi investasi tinggi yang
selalu menjadi obyek menggiurkan untuk dieksploitasi karena peran pentingnya
dalam Industri Pariwisata. Banyak kebutuhan yang kemudian diadakan atas nama
menjaga Bali sebagai tujuan wisata utama di Indonesia.
Namun yang sangat disayangkan dan butuh dikritik adalah
keputusan-keputusan instan yang dipilih pemangku kebijakan dan investor dalam
menentukan arah pembangunan pariwisata. Keinginan pemerintah dan investor untuk
membangun sarana-sarana penunjang pariwisata seperti rencana reklamasi
Teluk Benoa, rencana pembangunan
tol lintas utara, rencana pembangunan bandara baru di Bali utara, dan lain
sebagainya
yang tentu
membutuhkan energi yang besar. Dan kebutuhan energi ini hendak dijawab dengan
cepat oleh para pemangku kebijakan tadi dengan membangun sebuah PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap) batubara baru di Celukan Bawang, Buleleng.
Dengan kemampuan yang dimiliki, seniman yang terlibat ingin
berkontribusi dalam mengkampanyekan penggunaan energi ramah lingkungan, menarik
dan bergandengan bersama dengan semua pihak yang peduli lingkungan dan Bali,
demi hari esok yang lebih baik.
BYB (hampir) selalu diawali dengan Sawer Nite, sebuah
proses penggalangan dana secara swadaya yang digelar tanggal 19 – 21 April di
Cushcush Gallery. Sementara pra BYB dilaksanakan tanggal 16 Mei di Taman Baca
Kesiman. Pada Pra-BYB selain pemantapan materi juga dilangsungkan pameran
Baliho oleh beberapa seniman pendukung Bali Yang BInal #8. Baliho-baliho yang
sama juga akan dipamerkan di jalan desa Celukan Bawang mulai tanggal 28 Juni
sampai 7 Juli 2019 untuk kemudian dibawa lagi ke denpasar untuk dipamerkan pada
saat pesta penutupan.
Selain pameran baliho, Komunitas Pojok juga akan
mengadakan mural jamming di daerah terdampak PLTU pada tanggal 6 – 7 Juni 2019.
Pesta penutupan BYB #8 akan digelar di taman kota Lumintang pada tanggal 14
Juli 2019.
Seniman yang terlibat dalam BYB #8 ini yakni Peanutdog (Bali),
Slinat (Bali), 735art (Bali), Anna Bronza (Russia), Realino (Bali), Awshittt (Bali),
Bob trinity (Bali), DXGO (Bali), Easy Tiger (Bali), Fandy Peyik (Malang), Gindring
Wasted (Magelang), Media Legal (Jakarta), Mein Liber Prost (Bali), Pansaka (Bali),
Rio Krisma (Batu), WAP (Bali), SwoofOne (Bali), XGo & SMS (Surabaya), Yan
Yan (Bandung), Lezart Original (Jakarta), WD_WildDrawing (Yunani), Ape Motion (Bali),
Jonatan Rumion (Bali), dan Djamur Komunitas (Bali). (
TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!