![]() |
Sumber Ilustrasi; https://putra834.wordpress.com |
Selain
mengenal bulan pada kalender Masehi, di Bali masyarakat juga mengenal bulan
sesuai sistem kalender Bali. Sama seperti pada kalender Masehi, di Bali juga
dikenal ada 12 bulan yang disebut sasih yang terdiri atas sasih kasa, kara,
ketiga, kapat, kalima, kaenem, kapitu, kaulu, kesanga, kedasa, jyesta, dan
sada.
mengenal bulan pada kalender Masehi, di Bali masyarakat juga mengenal bulan
sesuai sistem kalender Bali. Sama seperti pada kalender Masehi, di Bali juga
dikenal ada 12 bulan yang disebut sasih yang terdiri atas sasih kasa, kara,
ketiga, kapat, kalima, kaenem, kapitu, kaulu, kesanga, kedasa, jyesta, dan
sada.
Menurut
Lontar Roga Sanghara Bumi yang disarikan oleh Putu Widhi Kurniawan dalam
Durmanggalaning Jagat Tutur Roga Sanghara Bumi, setiap bulan ini akan
diturunkan penyakit ke dunia dengan ciri-ciri yang berbeda. Lontar ini
merupakan sebuah tutur atau tuntunan terkait dengan pertanda alam serta
akibatnya. Juga dijelaskan tentang penolak atau pecaruan dari setiap pertanda
tersebut. Berikut merupakan pertanda penyakit yang diturunkan pada setiap
sasihnya beserta banten caru yang digunakan untuk penangkalnya.
Lontar Roga Sanghara Bumi yang disarikan oleh Putu Widhi Kurniawan dalam
Durmanggalaning Jagat Tutur Roga Sanghara Bumi, setiap bulan ini akan
diturunkan penyakit ke dunia dengan ciri-ciri yang berbeda. Lontar ini
merupakan sebuah tutur atau tuntunan terkait dengan pertanda alam serta
akibatnya. Juga dijelaskan tentang penolak atau pecaruan dari setiap pertanda
tersebut. Berikut merupakan pertanda penyakit yang diturunkan pada setiap
sasihnya beserta banten caru yang digunakan untuk penangkalnya.
1. Sasih Kasa
Sasih
kasa merupakan sasih pertama dalam sistem kalender Bali yang jatuh sekitar
bulan Juli. Penyakit pada sasih ini disebabkan oleh Kala dari Bhatara.
Penyakitnya yaitu panas dingin, badan bergetar, serta gelisah.
Adapun caru atau
upakara yang digunakan sebagai ‘penangkal’ yakni dengan jalan membuat sanggah
cucuk yang diletakkan di sisi kiri pintu gerbang dengan bantennya nasi tiga
warna, ayam putih kuning dibuat lauk dijadikan tiga bagian, buah tiga jenis,
bunga tiga warna, canang tiga tanding, diletakkan di bawah segehan dituangi
tuak dan air. Saat melakukan persembahan sebut Kala Bergala.
kasa merupakan sasih pertama dalam sistem kalender Bali yang jatuh sekitar
bulan Juli. Penyakit pada sasih ini disebabkan oleh Kala dari Bhatara.
Penyakitnya yaitu panas dingin, badan bergetar, serta gelisah.
Adapun caru atau
upakara yang digunakan sebagai ‘penangkal’ yakni dengan jalan membuat sanggah
cucuk yang diletakkan di sisi kiri pintu gerbang dengan bantennya nasi tiga
warna, ayam putih kuning dibuat lauk dijadikan tiga bagian, buah tiga jenis,
bunga tiga warna, canang tiga tanding, diletakkan di bawah segehan dituangi
tuak dan air. Saat melakukan persembahan sebut Kala Bergala.
2. Sasih Karo
Penyakit
pada sasih karo atau bulan kedua dalam kalender Bali yang jatuh pada bulan
Agustus diturunkan oleh Bhatara Ratnaning Rat. Ciri-ciri penyakit pada sasih
ini yakni tidur gelisah, menyebut-nyebut, panas dan lesu, jiwanya terancam.
Penolaknya yakni dengan mempersembahkan caru pada setiap pintu keluar. Juga
memasang sanggah cucuk pada sisi kiri pintu keluar yang diisi sujang, dimana di
dalam sujang berisi tuak dan air. Bantennya berupa tumpeng dua buah, ikan sate
lembat babi, lawar merah dan putih, canang gantal, rokok dua batang, berisi
bendera dari kasa putih. Di bawah segehan dituangi tuak dan air dan sebut para
prajurit Bhatara Ratnaning Rat.
pada sasih karo atau bulan kedua dalam kalender Bali yang jatuh pada bulan
Agustus diturunkan oleh Bhatara Ratnaning Rat. Ciri-ciri penyakit pada sasih
ini yakni tidur gelisah, menyebut-nyebut, panas dan lesu, jiwanya terancam.
Penolaknya yakni dengan mempersembahkan caru pada setiap pintu keluar. Juga
memasang sanggah cucuk pada sisi kiri pintu keluar yang diisi sujang, dimana di
dalam sujang berisi tuak dan air. Bantennya berupa tumpeng dua buah, ikan sate
lembat babi, lawar merah dan putih, canang gantal, rokok dua batang, berisi
bendera dari kasa putih. Di bawah segehan dituangi tuak dan air dan sebut para
prajurit Bhatara Ratnaning Rat.
3. Sasih Katiga
Sasih
ketiga jatuh pada bulan September. Penyakit pada sasih ini disebabkan oleh Kala
dari Bhatara Jagatpati. Ciri-ciri penyakitnya yaitu panas, gelisah, badan
bergetar, kepala pusing seperti mau pecah.
Untuk penolaknya menggunakan sanggah
cucuk yang dipasang di sisi kanan pintu keluar. Upakaranya berupa ketupat lima
jenis, ikannya palem udang, kepiting kering, isi sawah, canang lima tanding,
segehan. Pada saat mempersembahkan sebut Kala Prayoni.
ketiga jatuh pada bulan September. Penyakit pada sasih ini disebabkan oleh Kala
dari Bhatara Jagatpati. Ciri-ciri penyakitnya yaitu panas, gelisah, badan
bergetar, kepala pusing seperti mau pecah.
Untuk penolaknya menggunakan sanggah
cucuk yang dipasang di sisi kanan pintu keluar. Upakaranya berupa ketupat lima
jenis, ikannya palem udang, kepiting kering, isi sawah, canang lima tanding,
segehan. Pada saat mempersembahkan sebut Kala Prayoni.
4. Sasih Kapat
Sasih
kapat jatuh pada bulan Oktober. Penyakit yang datang disebabkan oleh Kala dari
Bhatara Kusumajati. Adapun penyakit yang diturunkan berupa panas seperti
dibakar, gelisah tak pernah berhenti sampai empat hari, tiga hari tak bisa
makan, dan ingin terus minum air.
Penolaknya dengan memasang sanggah cucuk pada
salah satu sisi pintu keluar dan berisi daun beringin. Sarana upakaranya berupa
sepasang tumpeng kuning, ayam putih dibuat lauk dijadikan satu tanding, buah,
canang gantal arum lima tanding, rokok empat batang, kemenyan, tuak satu
sujang. Di bawah segehan dituangi dengan tuak dan air dan sebut Kala Wigraha
Bhumi.
kapat jatuh pada bulan Oktober. Penyakit yang datang disebabkan oleh Kala dari
Bhatara Kusumajati. Adapun penyakit yang diturunkan berupa panas seperti
dibakar, gelisah tak pernah berhenti sampai empat hari, tiga hari tak bisa
makan, dan ingin terus minum air.
Penolaknya dengan memasang sanggah cucuk pada
salah satu sisi pintu keluar dan berisi daun beringin. Sarana upakaranya berupa
sepasang tumpeng kuning, ayam putih dibuat lauk dijadikan satu tanding, buah,
canang gantal arum lima tanding, rokok empat batang, kemenyan, tuak satu
sujang. Di bawah segehan dituangi dengan tuak dan air dan sebut Kala Wigraha
Bhumi.
5. Sasih Kalima
Sasih
ini berada pada bulan November. Penyakit pada sasih ini datang dari Kala dari Bhatara
Jagatkarana dengan pertanda menggigil, panas gelisah, kepala sakit seperti
ditusuk-tusuk, dan tidak bisa bangun.
Untuk penangkalnya, sanggah cucuk
dipasang di sisi kiri pintu dengan banten panek dua buah, lauk daging babi,
sate lembat asem, buah, canang dua tanding, tuak satu tekor, segehan. Sebut
Sang Kala Mangsa.
ini berada pada bulan November. Penyakit pada sasih ini datang dari Kala dari Bhatara
Jagatkarana dengan pertanda menggigil, panas gelisah, kepala sakit seperti
ditusuk-tusuk, dan tidak bisa bangun.
Untuk penangkalnya, sanggah cucuk
dipasang di sisi kiri pintu dengan banten panek dua buah, lauk daging babi,
sate lembat asem, buah, canang dua tanding, tuak satu tekor, segehan. Sebut
Sang Kala Mangsa.
6. Sasih Kaenem
Pada
bulan Desember menurut perhitungan kalender Bali merupakan sasih Kaenem. Pada
saat ini prajurit dari Bhatara Moda menurunkan penyakit ke dunia. Penyakit yang
diturunkan memiliki ciri-ciri panas seperti dipanggang, menyebut-nyebut tak
karuan, bisa menyebabkan kematian, seperti orang galak.
Pasang sanggah cucuk
pada sisi pintu keluar sebagai penolak. Sanggah cucuk ini berisi daun tulak,
tuak dengan wadah sujang. Bantennya sepasang tumpeng hitam, sate calon, lawar
merah putih, jajan begina, dan pisang rebus. Sementara untuk banten di bawah
menggunakan segehan sembilan tanding, jeroan babi mentah dan masak, geti-geti
satu takir dan sebut Bhuta Ngadang Samaya Pati.
bulan Desember menurut perhitungan kalender Bali merupakan sasih Kaenem. Pada
saat ini prajurit dari Bhatara Moda menurunkan penyakit ke dunia. Penyakit yang
diturunkan memiliki ciri-ciri panas seperti dipanggang, menyebut-nyebut tak
karuan, bisa menyebabkan kematian, seperti orang galak.
Pasang sanggah cucuk
pada sisi pintu keluar sebagai penolak. Sanggah cucuk ini berisi daun tulak,
tuak dengan wadah sujang. Bantennya sepasang tumpeng hitam, sate calon, lawar
merah putih, jajan begina, dan pisang rebus. Sementara untuk banten di bawah
menggunakan segehan sembilan tanding, jeroan babi mentah dan masak, geti-geti
satu takir dan sebut Bhuta Ngadang Samaya Pati.
7. Sasih Kapitu
Penyakit
pada sasih kapitu atau bulan Januari memiliki ciri-ciri badan dingin, perut
kaku, tubuh makin kurus, menggigil dan kejang-kejang setelah tiga hari. Untuk
carunya menggunakan sanggah cucuk yang diletakkan pada sisi pintu keluar dengan
bantennya sepasang tumpeng merah, daging ayam merah dipanggang, serta buah.
Di
halaman Sanggah Kemulan menghaturkan segehan, caru nasi satu pujung, lauk babi
satu karang. Juga segehan lima tanding, lawar mewah putih, serta tuak satu
tapan. Saat melakukan persembahan sebut Kala Ngandang Semaya.
pada sasih kapitu atau bulan Januari memiliki ciri-ciri badan dingin, perut
kaku, tubuh makin kurus, menggigil dan kejang-kejang setelah tiga hari. Untuk
carunya menggunakan sanggah cucuk yang diletakkan pada sisi pintu keluar dengan
bantennya sepasang tumpeng merah, daging ayam merah dipanggang, serta buah.
Di
halaman Sanggah Kemulan menghaturkan segehan, caru nasi satu pujung, lauk babi
satu karang. Juga segehan lima tanding, lawar mewah putih, serta tuak satu
tapan. Saat melakukan persembahan sebut Kala Ngandang Semaya.
8. Sasih Kaulu
Sasih
kaulu dilaksanakan pada bulan Februari, dimana penyakitnya diturunkan oleh
prajurit dari Bhatara Durga. Ciri-ciri penyakit pada sasih ini yaitu muntah
berak, panas, pusing, seperti ditusuk-tusuk, serta disentri.
Carunya
menggunakan sanggah cucuk yang dipasang di depan pintu keluar dengan banten
lima buah tumpeng yang dialasi daun tlujungan, kulit babi dicampur darah,
komoh, kakumbuh kacang satu, lima biji calon agung, geti-geti, pisang kayu,
tuak satu bumbung, nasi takilan, telur asin, digantung pada sanggah cucuk.
Sebut Sang Kala Dengen.
kaulu dilaksanakan pada bulan Februari, dimana penyakitnya diturunkan oleh
prajurit dari Bhatara Durga. Ciri-ciri penyakit pada sasih ini yaitu muntah
berak, panas, pusing, seperti ditusuk-tusuk, serta disentri.
Carunya
menggunakan sanggah cucuk yang dipasang di depan pintu keluar dengan banten
lima buah tumpeng yang dialasi daun tlujungan, kulit babi dicampur darah,
komoh, kakumbuh kacang satu, lima biji calon agung, geti-geti, pisang kayu,
tuak satu bumbung, nasi takilan, telur asin, digantung pada sanggah cucuk.
Sebut Sang Kala Dengen.
9. Sasih Kesanga
Pada
sasih kesanga (Maret) ini penyakit diturunkan oleh prajurit dari Bhatara Geni.
Sakit yang dirasakan seperti gelisah, serta mual-mual.
Penangkalnya dengan
memasang sanggah cucuk di depan pintu keluar, sanggah itu diisi tempat sesajen
dengan bantennya yakni dipupuki jeroan babi digoreng, ikan telur dadar, tuak,
air berwadah sujang pada lalapan peras penyeneng. Di bawah menggunakan segehan
sembilan tanding, dan sebut Kaki Kala Roga.
sasih kesanga (Maret) ini penyakit diturunkan oleh prajurit dari Bhatara Geni.
Sakit yang dirasakan seperti gelisah, serta mual-mual.
Penangkalnya dengan
memasang sanggah cucuk di depan pintu keluar, sanggah itu diisi tempat sesajen
dengan bantennya yakni dipupuki jeroan babi digoreng, ikan telur dadar, tuak,
air berwadah sujang pada lalapan peras penyeneng. Di bawah menggunakan segehan
sembilan tanding, dan sebut Kaki Kala Roga.
10. Sasih Kedasa
Pada
bulan April merupakan sasih kedasa. Penyakit pada sasih ini ditandai dengan
panas serta gelisah. Gunakan penolak berupa sanggah cucuk di depan pintu
keluar. Bantennya berupa nasi satu punjung, sate calon, lawar merah dan putih
yang diletakkan di bawah segehan.
bulan April merupakan sasih kedasa. Penyakit pada sasih ini ditandai dengan
panas serta gelisah. Gunakan penolak berupa sanggah cucuk di depan pintu
keluar. Bantennya berupa nasi satu punjung, sate calon, lawar merah dan putih
yang diletakkan di bawah segehan.
11. Sasih Jyesta dan Sada
Sasih
jyesta datang pada bulan Mei dan sada pada bulan Juni. Pada saat ini
penyakitnya berupa flu yang disebut langu.
Penangkalnya gunakan sanggah cucuk
yang dipasang di depan pintu keluar pekarangan dengan bantennya berupa tumpeng
sepasang, sate ayam, lawar merah dan putih, sayur daun pepe direbus, kemudian
diletakkan di bawah segehan.
jyesta datang pada bulan Mei dan sada pada bulan Juni. Pada saat ini
penyakitnya berupa flu yang disebut langu.
Penangkalnya gunakan sanggah cucuk
yang dipasang di depan pintu keluar pekarangan dengan bantennya berupa tumpeng
sepasang, sate ayam, lawar merah dan putih, sayur daun pepe direbus, kemudian
diletakkan di bawah segehan.
Demikian
pembahasan pertanda datangnya penyakit pada setiap sasih. Semoga bermanfaat. (TB)
pembahasan pertanda datangnya penyakit pada setiap sasih. Semoga bermanfaat. (TB)